Banyak teman yang mengeluhkan susahnya cari pengasuh anak.. Well, i proudly say, yang ngasuh anak saya lulusan S1 lho, alhamdulillah. Cari dimana?
Ya yang ngasuh anak saya ya saya sendiri ibunya... :)
Setelah 1 thn bekerja di swasta dan hampir 6 tahun bekerja Institusi Pemerintah, saya memutuskan untuk berhenti bekerja.
Gak sayang tuh, gak nyesel?
Ya, mungkin ada rasa itu sedikit. Tapi, saya lebih sayang dengan anak2 dan keluarga saya. Saya berhenti bekerja ketika anak pertama saya, Faiz, berusia 2,5 thn dan dalam kondisi mengandung anak kedua usia kehamilan 8 bulan. Selama bekerja saya dihantui rasa bersalah kpd Faiz dan suami saya. Dengan ritme kerja yang cukup sering ke luar kota. Harus berangkat pagi2, pulang kadang malam hari. Sampai rumah sudah capek. Teori yang katanya build quality time with your childern for just 20 minutes a day, it's easier said than done. Nyatanya 20 menit itu ga cukup untuk membangun interaksi dgn anak. Anak akan lebih terwarnai dengan orang yang lebih banyak mengasuhnya. Rasanya gak rela saya yang sudah kuliah susah payah di UI sampe sarjana, lalu anak saya diasuh oleh orang yang, maaf, mungkin hanya lulus SD. Setelah mempertimbangkan manfaat dan mudhorotnya, saya putuskan untuk menjadi full time mother untuk anak2 saya. Alhamdulillah suami juga mendukung. Malah jujur saja, suami saya lebih prefer saya di rumah mendidik anak2. Soal harta dan rezeki, saya percaya, bahwa rezeki tidak akan tertukar. Allah sudah memberi jatah rezeki kepada hamba2 Nya. Dan saya yakin, jika satu pintu rezeki tertutup, Allah akan bukakan lagi pintu rezeki lainnya. Karena, harta tidak akan dibawa mati. Tetapi anak yang shalih lah yang nanti akan menjadi pemberat timbangan nanti. Doa dari anak-anak shalih yang akan terus mengalir ketika kita sbg orangtuanya sdh wafat nanti. Dan amal shalih anak-anak kita lah yang akan terus mengalir pada kita ketika kesempatan kita untuk beramal sudah terputus.
Lagipula, saya takut jika doa2 yang terlantun untuk keluargaku terhalang dgn dosa2 yg sering tanpa sadar saya lakukan ketika bekerja, entah itu ghibah, atau yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar